Subscribe RSS

YAY!! Akhirnya dapet design blog yang bagus!!

Simple. Classic. Green. Dark.

Senang.. Senang.. Hihi..

Akhirnya..

Haha..

Oh iya, sepertinya gw perlu kasih tau dari mana gw dapet templates ini. Di http://btemplates.com/

Templatesnya ada buanyak banget. Banyak banget yang bagus, sampe gw pilih2in satu-satu. Akhirnya nemu yang ini. Senangnya.. ^^

Karena Templatesnya simple banget, dia gak ada kotak 'blogroll', 'profile', dst. Jadi harus dibikin sendiri. Abis nulis ini gw bikin ulang lagi deh semuanya. Haha.. XD

Senangnya..

===

Setelah di-edit segala hal.. Gw memutuskan mengubah nama domain dan blog gw. Jadi The Green Crystal Glass. It's meaningfull, tapi lain kali aja dijelasinnya. Sekarang lagi seru edit-edit-edit.. hihi

Category: | 0 Comments

Akhirnya, entah karena apa, gw membuat satu blog lagi. Di WordPress.

Entah akan berumur berapa blog gw itu. Masih mencoba-coba, mana lebih nyaman nulis, dekor, dan fasilitasnya lebih mendukung yang mana.

WordPress tampak menjanjikan. Haha.. Untuk sementara gw nulis di dua tempat, disini dan WordPress.

Stay Tune : http://thegreencrystalglass.wordpress.com/

Category: | 0 Comments

TOTALLY BLUE!!

Hari ini.
Rasanya sangat biru.

Anehnya, sebiru apa pun perasaan gw, gw merasa berkewajiban untuk menebar senyum ke temen2 gw yang berusaha mencerahkan hari gw.

Tapi disaat gw berpisah dengan orang2 menyenangkan itu, gw kembali merasa sedih.

Category: | 2 Comments

Last night I chat with a friend who just got betrayed by her friends. Eventually she betrayed by same person as me. Even tho’ this time betrayal didn’t bring a bad ending to my friend, she (and me, somehow) still feel disappointed and betrayed.

But somehow, I can cope with it. It already happened most thousands times, and the most extreme betrayal I got was friends betray my trust in them by tell others my deepest secret, things that she/he shouldn’t say to anyone because what I’ve said was a very evil thing about someone.

I didn’t know what makes he/she do that, I didn’t even have guts to ask them, but I know why I say evil things about that person is because I’m not in a good condition to think straight, I haven’t slept for about two days because papers work I had to do.

And then, I didn’t know did they know the damage they cause to me. And I didn’t know did they feel sorry for what they did to me, or maybe they actually proud for doing ‘good’ things.

It already happened long time ago. Already two years, exactly. I didn’t even have any hatred for them in me, just a big disappointment and mistrust, and a big question ‘WHY?’

Category: | 0 Comments

Gw gak suka senioritas.
Gw juga gak butuh hormat lo, gw bukan bendera.
Tapi gw harap lo hargai gw sebagai orang yang ada disini lebih dulu.

Category: | 0 Comments

Ini kisah singkat namun lucu, yang gw alami tadi siang dalam perjalanan ke kampus.

P.S : Maafkan bahasa yang teramat lebay. Tiba-tiba gw merasakan dorongan untuk berpuitis, entah kenapa.

===

Ditengah kekesalan yang muncul tanpa sebab beberapa hari belakangan, siang ini aku melangkah diatas jembatan penyeberangan benhil dengan perasaan ringan. Entah kenapa disaat menjejakan kaki turun dari bus kota dengan nomer 19 bewarna kuning tertempel di kaca depannya perasaanku penuh dengan harapan dan perasaan ingin tersenyum. Diatas jembatan kumuh itu, pengemis dengan bajunya yang gembel duduk di pojokan jembatan yang menanjak, orang-orang yang menyebut dirinya sebagai pedagang kaki lima menjajakan barang-barang jualannya di atas semenan jembatan yang sudah bocel. Suasana jembatan siang itu sepi, orang-orang yang melintas diatas jembatan sedikit sekali, mungkin karena siang itu matahari bersinar sangat terik. Pukul 12 lewat 10 menit aku sampai di seberang kampus tercinta yang beralmamater orange bagaikan seragam tukang sampah kota polutan ini.

Sedikit lagi perjalan ke kampusku selesai, tinggal sepotong kecil bagian dari jembatan yang akan ku lalui, bagian turunan jembatan dekat kampus. Ditengah turunan itu aku melihat di kejauhan, di ujung akhir jembatan ini, berdirilah seorang pria dengan bahu bidang, kulit putih, dan rambut hitam keriting, di tangannya terdapat sebuah buket mawar merah. Sederhana namun elegan. Siapa perempuan yang beruntung itu? Pikir ku.

Sampai lah juga aku diujung jembatan itu. Cuaca yang sangat tidak mendukung untuk berjalan saat itu membuat ku nekat untuk meloncat dari ujung jembatan yang tingginya kira-kira 80 cm. Tepat pada saat kakiku mendarat dan siaga untuk melangkah cepat kearah kampus, pria dengan buket mawar merah tadi menyapaku dan bertanya.

"Mba, HI dimana yah?"

Selama ini aku tidak pernah mengajak bicara orang asing di pinggir jalan, tidak pandang bulu apakah orang tersebut berkemeja rapih bersih atau pun orang dengan kaus kumal, aku tidak pernah memulai pembicaraan dengan orang yang tidak dikenal kecuali pada saat melakukan transaksi dengan para pedagang kaki lima. Pada saat disapa dan ditanya oleh pria berbahu bidang, berkulit putih, dan berambut hitam keriting, yang di tangannya terdapat sebuah buket mawar merah, aku hanya bisa melongo. Dengan mulut O.

"Hah?" Kataku

"HI dimana yah, Mba?" Ulangnya

Masih dalam keadaan shock, sense of direction-ku hilang.

"Ke arah situ apa situ yah?" Tanyanya memperkecil kemungkinan jawaban yang muncul dariku. Ekspresi wajahnya saat mengajukan pertanyaan ini sudah tidak bisa digambarkan. Miris, ngenes, panik. Semuanya.

Harus kuakui penampilan dan wajah pria itu jauh dari buruk, bahkan dengan ekspresi itu.

"Ehm, HI kesana.." Jawabku akhirnya sambil menunjuk ke arah sebaliknya dari arah mobil yang melaju di jalus lambar sudirman.

"Ooh.." Katanya masih dengan ekspresi yang menimbulkan perasaan simpati.

"Mba, bisa pegangin ini sebentar ngga?" Katanya kemudian sambil mengulurkan buket bunga yang tadi dipegangnya.

Heehh?

===

Apa yang akan lo lakukan kalau dalam situasi seperti itu? Ambil aja buketnya. Kapan lagi dapet buket mawar merah dari cowo ganteng?

NOPE. I ran away.

===

Heehh? Kataku, hanya dalam hati. Perasaan skeptisku muncul, takut ditipu, dikerjain, dijebak masuk dalam sebuah reality show indonesia yang memang lagi ngetren sekarang ini.

Aku tersenyum setulus yang kubisa, kemudian tanpa sepatah kata apa pun, aku mengambil langkah seribu ke arah kampus. Ya Tuhan.


===

Kenapa dia nanya HI dimana? HI itu hotel besar yang notabene semua kendaraan umum tau dimana itu. Kenapa dia nanya ke gw? Padahal disekitar situ banyak tukang-tukang jualan yang pasti tau.

Kenapa dia bawa buket bunga?

Kenapa dia minta gw pegangin sebentar buket bunganya? Buket itu buket kecil dan simple yang bisa dipegang satu tangan, kalau dia mau menelpon seseorang bisa dengan tangannya yang kosong.

Apa yang akan terjadi kalau gw megangin buket bunga itu?

Bener-bener pengalaman yang ngga akan gw lupakan.

Category: | 0 Comments