Subscribe RSS

Inti dari masalah hidup gw adalah, "gw tidak dididik menjadi seseorang yang suka memberi tanpa pamrih", makanya waktu gw berlaku baik, pengen nolong temen gw, atau mengalah untuk seseorang lain, gw dibilang goblok.

Selama ini gw ke gereja, yang gw dapet adalah, "polos seperti anak-anak". Pasrah. Percaya. Naif.
Gw bisa menerima dan mengerti hal ini. Menurut gw, gak masalah kalau gw disakitin, diboongin, ditipu, asal gw udah berbuat baik atau mencoba berbuat baik.
Tapi kalau gw melakukan hal itu, gw dibilang goblok karena pasrah ditipu orang. Trus kenapa?

Ah, gw gak sabar untuk bisa mandiri. Punya duit sendiri, punya rumah sendiri, semuanya punya gw sendiri. Jadi kalau gw mau ditipu atau diboongin, cuma gw sendiri yang kena akibatnya.

Sekarang gw masih bergantung sama kedua orang tua gw, yang gak pernah ada disaat gw butuh mereka.
Lebih tepatnya mereka selalu ada tapi tidak pernah memberikan yang gw butuhkan. Sangat menyakitkan.

Apa mereka gak pernah mikir, bikin anak gak cuma 9 bulan sekian hari. Anak itu berarti "beban dan tanggung jawab" seumur idup. Kalau pun si anak dah punya keluarga sendiri, anak itu tetep anak lo kan??
Atau udah disebut "mantan anak"? Gak tau deh gw. Gw gak tau jalan pikiran mereka.

Category: | 0 Comments

Apa bedanya Mahasiswa dengan Mahasiswa Psikologi?
Kata Dosen PU 1 gw, "Kalau Mahasiswa ditanya 'Apa itu Bulemia?', mereka akan menjawab 'Itu loh, yang nyolok-nyolok mulut dan muntah-muntahin makanan'. Sementara Mahasiswa Psikologi akan menjawab dengan teori yang sudah dipelajarinya dan pendapatnya tentang Bulemia itu."

Iya, gw anak Psikologi. Tapi gw merasa tidak semua hal harus dijawab dengan Teori Psikologi. Karena selain seorang Calon Psikolog, gw juga merupakan seorang Anak, Teman, Cucu, Adik, dan Kakak bagi orang lain.

Kemaren ini gw berniat sedikit cerita sama temen gw, tapi sebelum gw mulai cerita dia tiba-tiba bertanya "Bentar Zsa, lo mau gw mendengarkan sebagai seorang Teman atau Konselor?". Gw bingung. Ternyata temen gw ini udah punya job sebagai Konselor. Hehe..

Sekarang gw menyadari, dan bersyukur, gw menjawab "Sebagai temen", karena kebetulan temen gw itu Mahasiswa Psikologi juga. MUNGKIN, kalau gw jawab sebagai Konselor, dia akan memberikan jawaban, "Menurut teori si X itu adalah Y karena Z maka lo berperilaku A" dan seterusnya.

===

Kenyataannya, gw menemukan perbedaan jawaban dari seorang Mahasiswa dan Mahasiswa Psikologi. Perbedaan itu hampir sama dengan perbedaan yang dikatakan Dosen PU 1 gw itu.

Apa benar Mahasiswa Psikologi harus menjawab dengan teori?
Kalau begitu, gw bukan Mahasiswa Psikologi yang baik dan benar dong? Haha..

Category: | 2 Comments

hiya all ^^
after a very long time not seeing this blog, I'm back. X)

Diingatkan oleh seorang teman di kampus, "zsa, blog lo yang di blogger masih aktif gak?"
Sebenarnya dan sesejujur-jujurnya, membuka blog ini seperti membuka lembaran2 kenangan masa lalu, seperti bercermin-melihat diri sendiri dimasa lalu. Sedikit menyakitkan, mengingat hal2 manis yang berakhir menyakitkan. Apa lagi last post gw tentang dia. Damn.

Yang jelas, gw yang sekarang telah berubah. Banyak. Sepertinya. Hahaha..
Gak tau juga sih berubahnya menjadi seperti apa. Asam garam hidup gw yang baru 20 tahun ini sudah cukup banyak untuk mengubah prinsip dan pendirian gw.
Gaya banget gw.

Kayaknya gw sangat perlu mengubah layout blog ini deh. Tapi masih gak kepikiran mau kayak gimana, jadi nanti deh sambil jalan. ^^
Dan tampaknya gw akan sangat banyak menuliskan pemikiran-pemikiran gw disini-yang tampaknya tidak akan selalu bagus. Gw masih orang yang dikendalikan oleh hormon, dan sedikit logika. Hehe..

Ok deh. Nanti lanjut lagi ceritanya. Orang yang gw tunggu sudah online. Hehe..

Category: | 0 Comments